Jumat, 06 Juni 2014

Doa Makbul di Depan Kabah

Berkunjung ke Baitullah “rumah Allah” merupakan berkah dan impian bagi umat islam untuk beribadah.  Rasa ikhlas dan berharap dikabulkannya doa itu merupakan salah satu dari ibadah yang dijalankan oleh Zainuddin, jamaah haji dari Embarkasi Surabaya yang berangkat ke Tanah Suci pada 2010 lalu.
Di sana, ia menyaksikan betapa berjuta orang dari berbagai negara berduyun-duyun menjalankan prosesi peribadatan rukun haji. Tidak terlupakan juga olehnya, mereka, termasuk Zainuddin memanjatkan doa masing – masing. “Kami sadar sepenuhnya dan mencoba untuk berdoa serta membuktikan kemakbulan salah satu doa kami di Masjidil Haram,” kata Zainuddin mengenang perjalanan ibadah hajinya, empat tahun lalu.
Berbagai lantunan dzikir dan ayat suci Al Qur’an dilantunkan, serta ritual ibadah lain dilaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan. Hal yang serupa dilakukan di Madinah, utamanya seperti di Masjid Nabawi dan Raudhah. Setelah semua proses rangkaian ibadah haji dijalankannya, dia pun kembali ke Tanah Air dengan selamat dan dalam keadaan yang lebih sehat.
Keberkahan dari Allah swt mengiringi dirinya dengan begitu cepatnya. Belum genap 40 hari kepulangannya, rupanya Allah swt telah mengabulkan salah satu dari berbagai doa yang telah dia panjatkan saat di depan Kabah.
Zainuddin menganggap, doanya yang satu itu justru yang dirasanya paling berat dan dalam hitung – hitungan matematika belum mungkin untuk terwujud saat itu. Namun, rupanya tidak ada yang bisa mencegah saat yang berkehendak itu Allah swt.
Dia mampu membeli mobil yang pantas digunakan oleh sekeluarga dan dapat mendaftarkan diri  lagi untuk melaksanakan ibadah haji di tahun berikutnya (sesuai porsi haji). Doa-doa tersebut dipanjatkannya saat di Makkah dan Madinah
Menurut hitung – hitungannya, hal itu tidak mungkin, karena ia hanyalah seorang guru swasta di madrasah ibtidaiyah (MI) dan petani kecil yang berpenghasilan tidak seperti para pengusaha dan pedagang besar dan kami masih berusia 34 tahun yang belum begitu banyak punya kolega atau rekanan bisnis. Rupanya Allah swt telah betul betul menunjukkan kepadanya bahwa doa yang menurut pikiran manusia itu adalah mustahil, justru itulah yang terjadi dengan begitu mudahnya.
Segala biaya yang telah dikeluarkannya untuk berhaji, diganti lunas oleh Allah swt dengan hal yang lebih baik dan lebih banyak. “Saat ini, rezeki yang kami terima melimpah dari berbagai hal yang tidak terduga dan tidak terpikirkan sebelumnya, sehingga kami tidak kekurangan apapun dalam keluarga dan mensekolahkan dua putri kami, subhanalllah,” ucapnya sambil bersyukur. Dia berharap, apa yang dialaminya ini bisa menjadi motivasi untuk seluruh umat muslim yang berencana pergi ke tanah suci, baik ituberhaji atau umrah. Barakallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar