Awalnya, Ds selama hampir dua minggu berada di tanah suci Mekkah. Ia kemudian pulang pada hari Selasa, tanggal 06 Mei 2014. Begitu tiba di rumah, kondisinya menurun. Sempat mengalami sesak nafas dan kakinya bengkak. Jumat pagi (09 Mei 2014) ia dibawa menuju ke rumah sakit dr R Sutrasno Rembang, untuk menjalani perawatan.
Menantu korban, Sukardi mengatakan saat tiba kali pertama, kondisi mertuanya tampak sehat. Tapi kemudian kulitnya terlihat merah merah, sesak nafas dan muntah muntah. Dua tahun lalu memang pernah mempunyai riwayat sakit paru paru, tapi belakangan sudah sembuh. Ia berharap segera ada kejelasan mengenai jenis penyakit, supaya tidak menimbulkan tanda tanya masyarakat.
Juru bicara rumah sakit dr R Sutrasno Rembang, Giri Saputro menjelaskan karena ada kecurigaan pasien terjangkit virus mers, pihaknya langsung memindahkan Ds, dari Instalasi Gawat darurat menuju ruangan HND, salah satu ruangan isolasi. Tapi sekira pukul setengah empat Jumat sore, pasien tersebut meninggal dunia. Ia belum bisa memastikan apakah yang bersangkutan positif terkena virus mers atau tidak, karena perlu menunggu hasil laboratorium.
Sabtu pagi (10 Mei 2014), jenazah Ds dimakamkan, dengan diiringi puluhan orang pelayat. Sebelum keranda dibawa menuju peristirahatan terakhir, Kiai Mashadi mewakili keluarga korban, menceritakan dirinya bersama sama Almarhum berangkat umroh. Waktu itu Ds sangat rajin beribadah di Masjidil Haram. Begitu ia menerima kabar duka, Kiai Mashadi menganggap sebagai garis takdir Yang Maha Kuasa dan sudah pasti khusnul khotimah.
Ia meyakini meninggalnya Almarhum bukan karena virus mers yang konon merebak di Mekkah, tetapi bisa jadi sakit biasa atau faktor kelelahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofii menyatakan pihaknya segera menerjunkan tim, untuk berkoordinasi dengan rumah sakit dr R Sutrasno Rembang, menanyakan hasil rekam medik Ds. Selain itu juga menggalang informasi dari keluarga korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar